NEWS
Harga Emas Naik: Dipengaruhi Ketegangan Tarif AS-China
Harga Emas Naik: Dipengaruhi Ketegangan Tarif AS-China

Harga Emas Naik dalam perdagangan pekan ini, seiring meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China terkait kebijakan tarif impor terbaru. Pemerintahan Presiden AS memperluas daftar barang China yang dikenai bea masuk tinggi, sementara Beijing memberikan respons keras dengan ancaman balasan tarif yang menyasar sektor teknologi dan pertanian. Situasi ini memicu kekhawatiran pasar global dan mendorong investor untuk mencari perlindungan aset, salah satunya adalah logam mulia seperti emas.
Secara historis, emas telah dianggap sebagai salah satu aset paling aman (safe haven) ketika terjadi ketidakpastian geopolitik atau krisis keuangan. Dalam situasi seperti ini, investor global cenderung mengalihkan dana dari pasar saham atau mata uang ke emas yang nilainya relatif stabil dan tidak terpengaruh inflasi jangka pendek. Pekan ini, harga emas internasional melonjak ke level USD 2.375 per troy ounce, naik sekitar 3,8% dibandingkan minggu sebelumnya.
Selain ketegangan geopolitik, faktor pendukung lain seperti pelemahan dolar AS dan menurunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS juga ikut menopang harga emas. Dolar yang melemah membuat emas menjadi lebih murah bagi investor luar negeri, sementara imbal hasil rendah membuat emas, yang tidak memberikan bunga, menjadi lebih kompetitif dibanding instrumen pendapatan tetap.
Ketidakpastian arah kebijakan moneter Federal Reserve juga menambah kegelisahan pasar. Meski inflasi di AS mulai terkendali, bank sentral belum memberikan sinyal jelas mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga. Hal ini membuat pelaku pasar enggan berspekulasi pada aset berisiko tinggi dan memilih menahan posisi di aset aman seperti emas.
Harga Emas Naik di tengah situasi yang tidak menentu ini, analis dari lembaga-lembaga keuangan global memperkirakan tren penguatan harga emas bisa bertahan dalam jangka menengah, terutama jika eskalasi perdagangan AS-China terus berlanjut. Beberapa bahkan memproyeksikan harga emas bisa menembus USD 2.500 per troy ounce pada kuartal ketiga 2025.
Kenaikan Harga Emas Berdampak Ke Pasar Domestik Indonesia
Kenaikan Harga Emas Berdampak Ke Pasar Domestik Indonesia juga mulai terasa di pasar dalam negeri. Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik signifikan menjadi Rp 1.285.000 per gram, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini disebabkan oleh kombinasi harga acuan internasional yang tinggi serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Di berbagai toko emas dan gerai pegadaian, permintaan terhadap emas batangan melonjak. Banyak masyarakat yang membeli emas sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi global, terutama mereka yang khawatir akan dampak jangka panjang dari perang tarif terhadap nilai tukar rupiah dan inflasi. Meski begitu, sebagian pedagang mengaku stok logam mulia mulai menipis akibat lonjakan permintaan.
Analis lokal menilai bahwa ketegangan perdagangan antara AS dan China bisa memberikan dampak ganda terhadap ekonomi Indonesia. Di satu sisi, tekanan terhadap rupiah akibat aliran modal keluar dapat melemahkan daya beli dan meningkatkan biaya impor. Namun di sisi lain, harga komoditas seperti emas yang naik bisa menjadi peluang bagi sektor pertambangan dan ekspor Indonesia, terutama perusahaan tambang emas besar seperti PT Freeport Indonesia dan PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan dan Bank Indonesia terus memantau perkembangan pasar global. Deputi Gubernur BI menyatakan bahwa mereka siap melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas rupiah dan memastikan sistem keuangan tetap kondusif. BI juga mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap memperhatikan informasi dari sumber resmi.
Peningkatan harga emas juga mendorong pertumbuhan produk-produk keuangan berbasis emas di Indonesia. Beberapa platform investasi digital melaporkan lonjakan transaksi pada instrumen emas digital dan tabungan emas. Fenomena ini menunjukkan perubahan perilaku konsumen dalam menyikapi krisis global dengan lebih rasional dan terencana.
Harga Emas Naik Respon Pasar Global: Bursa Saham Terguncang, Komoditas Menguat
Harga Emas Naik Respon Pasar Global: Bursa Saham Terguncang, Komoditas Menguat potensi perang dagang jilid baru antara dua raksasa ekonomi dunia, pasar keuangan global menunjukkan volatilitas tinggi. Indeks saham utama seperti Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq mencatatkan koreksi tajam, sementara bursa saham Asia seperti Nikkei dan Hang Seng juga mengalami penurunan signifikan. Investor global terlihat cenderung melakukan aksi jual di saham-saham berisiko dan mengalihkan portofolio ke aset yang lebih aman.
Selain emas, komoditas lain seperti perak, platinum, dan bahkan minyak mentah turut mengalami penguatan harga. Perak naik 4,2% ke level USD 30,10 per troy ounce, sementara minyak mentah Brent menyentuh USD 89 per barel, tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Para analis menyebut lonjakan ini sebagai reaksi terhadap kekhawatiran terganggunya rantai pasok global, terutama dari China sebagai pusat manufaktur dunia.
Pasar mata uang juga tidak luput dari dampak. Yuan China terus mengalami tekanan terhadap dolar AS, meski otoritas keuangan China telah melakukan intervensi. Di sisi lain, dolar AS yang biasanya menguat saat terjadi krisis, justru sedikit melemah karena investor memperkirakan Federal Reserve akan menahan suku bunga lebih lama demi mendukung ekonomi domestik.
Ketidakpastian ini menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi aset berisiko tinggi. Mata uang pasar berkembang, termasuk rupiah, lira Turki, dan rupee India, turut terdampak negatif. Hal ini menyulitkan bank sentral negara-negara tersebut dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan.
Dalam konteks ini, banyak pengamat berpendapat bahwa ketegangan tarif AS-China bukan hanya persoalan ekonomi bilateral, melainkan juga simbol dari rivalitas geopolitik jangka panjang. Maka dari itu, pasar global kemungkinan akan tetap berada dalam mode “wait and see” sampai ada sinyal pasti mengenai arah kebijakan kedua negara.
Proyeksi Jangka Panjang: Apakah Kenaikan Harga Emas Akan Berlanjut?
Proyeksi Jangka Panjang: Apakah Kenaikan Harga Emas Akan Berlanjut? dalam beberapa pekan terakhir memunculkan pertanyaan besar di kalangan investor dan analis: apakah tren ini bersifat sementara atau akan berlanjut dalam jangka panjang? Jawabannya tergantung pada berbagai faktor yang saling terkait, mulai dari dinamika geopolitik, kebijakan moneter global, hingga prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Jika ketegangan antara AS dan China terus memburuk dan mengarah pada. Pembatasan perdagangan yang lebih luas, maka kecemasan pasar akan meningkat. Dalam skenario ini, permintaan terhadap emas sebagai aset aman kemungkinan besar tetap tinggi. Selain itu, jika Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Hal itu bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, yang juga akan mendorong pelarian modal ke emas.
Namun, ada juga kemungkinan bahwa kedua negara akan kembali ke meja perundingan. Dan menurunkan eskalasi, seperti yang pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka pasar akan kembali ke aset berisiko seperti saham dan obligasi, yang bisa menekan harga emas. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap waspada dan menjaga portofolio yang terdiversifikasi.
Beberapa lembaga keuangan ternama seperti Goldman Sachs dan JP Morgan memperkirakan harga emas bisa stabil. Di kisaran USD 2.300 hingga USD 2.600 per troy ounce hingga akhir tahun 2025, tergantung pada intensitas. Ketegangan global dan arah kebijakan bank sentral utama. Sementara itu, lembaga riset lokal seperti INDEF menilai bahwa harga emas domestik. Akan tetap tinggi selama rupiah belum menunjukkan penguatan signifikan terhadap dolar.
Sebagai penutup, penting bagi masyarakat umum untuk memahami bahwa emas bukan hanya instrumen investasi. Tetapi juga alat lindung nilai yang telah terbukti efektif dalam berbagai situasi krisis. Dengan memahami tren global dan mengikuti perkembangan terkini, investor dapat mengambil keputusan. Yang lebih cermat dan strategis dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dengan Harga Emas Naik.