Bantuan Pompa Air Dorong Produktivitas Pertanian Jonggol
Bantuan Pompa Air Dorong Produktivitas Pertanian Jonggol

Bantuan Pompa Air Dorong Produktivitas Pertanian Jonggol

Bantuan Pompa Air Dorong Produktivitas Pertanian Jonggol

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Bantuan Pompa Air Dorong Produktivitas Pertanian Jonggol
Bantuan Pompa Air Dorong Produktivitas Pertanian Jonggol

Bantuan Pompa Air Yang Merupakan Program Kementan Telah Di Lakukan Di Kabupaten Bogor Tepatnya Di Desa Sukagalih, Kecamatan Jonggol. Yang mana, upaya ini merupakan salah satu langkah pemerintah dalam mengatasi masalah irigasi. Di mana, permasalahan ini kerap di hadapi oleh petani, terutama selama musim kemarau. Tujuan utama dari program ini ialah dengan membantu memperluas areal tanam serta memfasilitasi akses air bagi lahan-lahan yang jauh dari sumber air alami. Yang mana, demi memastikan keberhasilan program tersebut, tim dari Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi. Kemudian, kegiatan monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah bantuan pompa air yang telah di distribusikan kepada para petani di manfaatkan secara maksimal. Serta, kegiata monitoring dan evaluasi ini juga bertujuan untuk melihat apakah ada kendala yang di hadapi di lapangan. Di sisi lain, program ini juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan melalui optimalisasi penggunaan teknologi irigasi yang lebih modern.

Dalam pelaksanaan program ini, Kementerian Pertanian tidak hanya memberikan bantuan pompa air. Namun, Kementan juga melakukan pendampingan kepada petani melalui Penyuluh Pertanian Lapangan yang berperan penting dalam memberikan bimbingan teknis. Serta, program penyuluhan tersebut juga sebagai sarana bimbingan terhadap para petani dalam pemecahan masalah di lapangan. Andi Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian menyatakan bahwa perguruan tinggi vokasi di bawah naungan Kementerian Pertanian, seperti Polbangtan, memiliki peran yang strategis. Yang mana, mereka sangat berperan dalam memajukan sektor pertanian melalui pendidikan yang telah di jalani. Ia juga menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan lahan pertanian yang di dukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

Kemudian, bantuan pompa air ini menjadi salah satu inovasi yang di harapkan mampu meningkatkan produktivitas di sektor pertanian. Yang mana, hal ini terkhusus pada lahan yang mengalami kesulitan dalam akses air.

Irigasi Dengan Menggunakan Bantuan Pompa Air Merupakan Solusi Alternatif

Sebagaimana di ungkapkan oleh Idha Widi Arsanti selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Yang mana, beliau menyatakan bahwa Irigasi Dengan Menggunakan Bantuan Pompa Air Merupakan Solusi Alternatif dalam menghadapi tantangan musim kemarau di sektor pertanian. Menurut Idha, teknologi ini juga menjadi solusi efektif bagi lahan pertanian yang berada jauh dari sumber air. Sehingga, dengan bantuan tersebut para petani dapat tetap menjaga produktivitas lahan mereka. Di sisi lain, bantuan pompa air ini di harapkan dapat membantu petani meningkatkan hasil panen padi. Yang mana, hasil panen ini merupakan salah satu komoditas utama di wilayah tersebut.

Selanjutnya, monitoring tersebut telah di lakukan di tiga desa di Kecamatan Jonggol. Ketiga desa tersebut yaitu Desa Jonggol, Wening Galih, dan Desa Sukagalih. Yang mana, setiap desa memiliki kelompok tani yang terlibat dalam program ini. Di Desa Sukagalih sendiri, program bantuan pompa air di wakili oleh Gabungan Kelompok Tani Saluyu. Sedangkan, di Desa Wening Galih di wakilkan oleh Kelompok Wanita Tani Melati serta di Desa Jonggol di wakilkan oleh Kelompok Tani Tirta Mukti. Yang mana, setiap kelompok tani tersebut menerima pendampingan dari PPL setempat. Evi yang bertanggung jawab memastikan bahwa para petani memanfaatkan bantuan tersebut secara optimal dan memberikan solusi teknis di lapangan. Di Desa Sukagalih, Gabungan Kelompok Tani Saluyu menerima dua unit pompa air yang akan di gunakan untuk menyelamatkan lahan pertanian seluas 40 ribu meter persegi. Yang mana, pompa air tersebut memerlukan 8 liter bensin untuk dapat beroperasi selama delapan jam setiap harinya.

Kemudian, biaya bahan bakar di perkirakan mencapai 80 ribu rupiah per hari. Yang mana, meskipun penggunaan bantuan pompa air ini di nilai efektif dalam mengatasi masalah irigasi. Namun, para petani masih menghadapi kendala terkait jarak lahan yang jauh dari sumber air. Hal ini mengakibatkan distribusi air ke lahan pertanian tidak maksimal tanpa menggunakan selang tambahan.

Bahan Evaluasi Terhadap Program Ini

Meskipun kendala yang di hadapi seperti jarak dari sumber air yang cukup jauh. Namun, para petani tetap bersemangat terhadap musim tanam berikutnya yang akan di mulai pada November 2024. Di sisi lain, kondisi serupa juga terjadi di Desa Wening Galih, di mana Kelompok Wanita Tani Melati yang mendapatkan satu unit bantuan pompa air. Di mana, bantuan pompa air ini telah di gunakan untuk mengairi lahan seluas 30 ribu meter persegi. Pompa air ini beroperasi selama 10 jam setiap harinya dengan kebutuhan bahan bakar hingga 10 liter bensein per harinya. Namun, keterbatasan sumber air akibat minimnya curah hujan menjadi kendala utama bagi para petani di desa ini. Yang mana, dengan kondisi tersebut mereka hanya dapat melakukan penanaman sebanyak satu hingga dua kali per tahun. Demi mengatasi masalah ini, beberapa petani bahkan membeli pompa secara swadaya untuk mengalirkan air ke lahan yang tidak terjangkau oleh bantuan pompa air dari Kementan.

Ini seharusnya menjadi Bahan Evaluasi Terhadap Program Ini. Yang mana, upaya swadaya yang di lakukan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa petani sangat bergantung pada teknologi pompa air untuk menjaga keberlanjutan lahan pertanian mereka. Di Desa lain, Jonggol, Kelompok Tani Tirta Mukti juga telah menerima satu unit bantuan pompa air yang di gunakan untuk mengairi lahan seluas 47 ribu meter persegi. Di mana, kondisi geografis desa yang relatif datar membuat penggunaan bahan bakar lebih efisien. Seperti contoh, pompa air di desa ini hanya memerlukan 7 liter bensin untuk beroperasi selama 10 jam.

Yang mana, jika di lakukan perhitungan maka biaya operasional sebesar 70 ribu rupiah per hari akan sangat cukup. Namun, kendala yang di hadapi oleh para petani di wilayah ini serupa dengan dua desa lainnya. Yang mana, kendala seperti jarak lahan yang cukup jauh dari sumber air. Maka dari itu, mereka juga memerlukan selang tambahan untuk mendistribusikan air secara merata ke seluruh lahan.

Mengatasi Masalah Kekeringan Yang Sering Kali Menjadi Hambatan Bagi Pertanian

Secara keseluruhan, program bantuan pompa air dari Kementerian Pertanian ini di anggap berhasil. Khususnya dalam membantu para petani di wilayah Kecamatan Jonggol dalam Mengatasi Masalah Kekeringan Yang Sering Kali Menjadi Hambatan Bagi Pertanian mereka. Dengan adanya bantuan pompa air tersebut, para petani dapat menjaga produktivitas lahan mereka meskipun pasokan air terbatas. Mengingat, hal ini kerap terjadi dan mengganggu hasil panen pokok seperti beras selama musim kemarau. Namun, masih terdapat beberapa kendala yang menjadi bahan evaluasi penting dalam pelaksanaan program ini. Seperti, jarak antara lahan dengan sumber air dan kebutuhan akan selang tambahan yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dari pihak berwenang. Keberhasilan program ini juga tidak lepas dari peran Polbangtan Bogor dan para PPL yang terus memantau membimbing, serta memastikan perkembangan program berjalan dengan baik.

Dengan adanya bantuan pompa air dari pemerintah serta upaya swadaya dari petani, di harapkan program Perluasan Areal Tanam (PAT) dapat semakin memperkuat ketahanan pangan. Dengan penggunaan teknologi irigasi modern seperti bantuan pompa air, yang juga di padukan dengan inisiatif swadaya dari petani, menjadi langkah strategis dalam menjaga produktivitas pertanian. Serta, upaya kreatif dan wujud kepedulian dalam mengatasi keterbatasan air bagi lahan pertanian di masa depan. Sehingga, ini di harapkan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan serta berkembang melalui program Bantuan Pompa Air.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait